Wayang golek merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan wayang yang tumbuh dan berkembang di wilayah Tanah Pasundan. Daerah penyebarannya terbentang luas mulai dari Cirebon di sebelah timur hingga wilayah Banten di sebelah barat, bahkan di daerah Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat sering pula dipertunjukan pergelaran wayang golek.
Wayang golek yang pertama kali ialah wayang golek menak yang membawakan lakon berkisar pada cerita panji. Wayang golek jenis ini berkembang sejak masa Penembahan Ratu yang merupakan cicit dari Sunan Gunung Jati (1540–1650). Di Cirebon, wayang ini lebih dikenal dengan wayang golek papak atau cepak dengan bentuk kepala yang datar.
Kelahiran kesenian wayang ini diprakarsai oleh Dalem Karang Anyar (Wiranata Koesoemah III) pada masa akhir jabatannya. Kala itu, Dalem memerintahkan Ki Darman (penyungging wayang kulit asal Tegal) yang tinggal di Cibiru, Ujung Berung, untuk membuat wayang dari kayu. Bentuk wayang yang dibuatnya semula berbentuk gepeng dan berpola pada wayang kulit. Namun pada perkembangan selanjutnya, atas anjuran Dalem, Ki Darman membuat wayang golek yang membulat tidak jauh berbeda dengan wayang golek saat ini. Di daerah Priangan sendiri, wayang golek dikenal pada awal abad ke-19. Perkenalan masyarakat Sunda dengan wayang golek dimungkinkan sejak dibukanya jalan raya Daendels yang menghubungkan daerah pantai dengan Priangan yang bergunung-gunung. Semula, wayang golek di Priangan menggunakan bahasa Jawa. Namun setelah masyarakat Sunda pandai mendalang, bahasa yang digunakan ialah bahasa Sunda.
Pembuatan wayang golek memerlukan bahan baku dan proses pengerjaan. Bahan utama untuk membuat wayang golek adalah kayu. Jenis kayu yang biasa dipakai adalah kayu lame (kayu mahoni) atau albasia. Peralatan yang digunakan khusus untuk pengerjaan kayu tersebut tergolong sangat sederhana yaitu bedog (golok), gergaji, kampak besar, kampak kecil, pisau raut (pisau ukir), dan lain sebagainya. Penggunaan kayu lebih mengutamakan jenis kayu lame dan albasia karena kayu tersebut tergolong bagus dari segi warna dan mudah dibentuk. Terlebih lagi, kayu lame tergolong tahan terhadap perubahan cuaca baik dingin ataupun panas. Bahan yang digunakan adalah cat terutama dari bahan cat duko, yaitu cat yang biasa digunakan untuk mengecat mobil. Penggunaan cat jenis ini dianggap lebih menguntungkan karena selain lebih cepat kering, juga daya tahan, tingkat kecerahan dan sifat cat yang cepat merata ke seluruh permukaan wayang golek. Proses pengeringan harus dilakukan pada cuaca yang tepat, karena proses pengeringan tidak boleh terlalu panas sehingga cat tidak mengelupas. Proses pembuatan wayang golek secara keseluruhan biasanya dikerjakan oleh beberapa orang. Dengan demikian, beberapa tahapan di atas dapat dikerjakan secara bersamaan seperti pembuatan tangan, badan, kepala, dan pakaian wayang golek. Sementara itu, yang tidak dapat dikerjakan bersamaan adalah pada bagian pendempulan dan pengecatan karena bagian pengecatan harus menunggu sampai proses pendempulan selesai.
Untuk kalian yang sedang mencari atauingin membeli wayang golek asli
Bisa langsung klik link dibawah ini:
https://tokopedia.link/M9OZcjM8Flb
https://www.bukalapak.com/u/teukuabuzar_akbar
Komentar
Posting Komentar